Pemeriksaanini mengukur persentase sel darah merah dalam sampel darah. Jika ibu hamil memiliki kadar hemoglobin atau hematokrit lebih rendah dari tingkat normal, ia mungkin mengalami anemia kekurangan zat besi.
Mulut dan bibir terasa kering Merasa ngantuk dan lebih haus Keinginan buang air kecil menurun Sakit kepala dan pusing Susah buang air besar atau sembelit Pada sebagian orang, dehidrasi saat hamil juga bisa memicu kontraksi Braxton Hicks atau pengencangan rahim yang biasa berlangsung satu hingga dua menit. Ibu hamil mesti lebih waspada jika mengalami gejala dehidrasi parah seperti di bawah ini. Pusing dan kebingungan Jantung berdebar lebih kencang Adanya perubahan pada pergerakan bayi Tekanan darah rendah yang memicu pingsan Perlu diketahui bahwa dehidrasi parah dapat mengakibatkan syok dan kegagalan organ sehingga bisa membahayakan ibu dan juga bayi. Apa saja penyebab dehidrasi pada ibu hamil? Penyebab utama dehidrasi adalah saat Anda tidak menjaga asupan cairan harian. Apalagi, di setiap trimester kehamilan tidak hanya ibu yang membutuhkan cairan, tetapi juga bayi di dalam kandungan. Perlu diingat bahwa selain nutrisi dan gizi dari makanan, cairan juga berperan penting dalam perkembangan janin yang sehat. Tidak hanya karena asupan cairan yang kurang, ada beberapa penyebab lainnya yang memicu dehidrasi pada ibu hamil seperti di bawah ini. 1. Morning sickness Hampir sekitar 50% wanita hamil mengalami morning sickness yang biasa terjadi pada trimester pertama kehamilan. Kondisi ini bisa memicu dehidrasi saat hamil karena Anda bisa mengalami muntah, buang air kecil berlebihan, serta berkeringat. 2. Peningkatan volume darah Volume darah pada wanita hamil dapat dikatakan meningkat dibandingkan wanita yang tidak hamil. Maka dari itu, hal ini bisa memicu dehidrasi di awal kehamilan pada ibu hamil karena tubuh membutuhkan lebih banyak air daripada biasanya. 3. Diare Diare bisa mengakibatkan tubuh kehilangan cairan serta elektrolit dalam waktu singkat. Apalagi, saat kondisi ini dibarengi dengan muntah. Perubahan hormonal pada saat hamil kemungkinan bisa membuat Anda mengalami diare yang memicu dehidrasi. Perubahan kebutuhan asupan nutrisi dan gizi saat hamil mungkin bisa mengakibatkan sakit perut hingga diare yang membuat Anda butuh lebih banyak asupan cairan. Apa saja komplikasi atau bahaya dehidrasi pada ibu hamil? Setiap orang mempunyai kondisi tubuh yang berbeda-beda, termasuk saat Anda sedang hamil. Maka dari itu, dehidrasi juga dapat memengaruhi ibu hamil tergantung pada kekuatan tubuh serta usia kehamilan. Berikut adalah beberapa komplikasi atau bahaya dehidrasi yang bisa terjadi saat hamil.;’;’ 1. Persalinan prematur Saat tubuh mengalami dehidrasi bisa mengakibatkan menurunnya volume darah. Hal ini juga bisa membuat kadar hormon oksitosin pun meningkat. Sedangkan hormon oksitosin dapat memicu kontraksi pada rahim. Maka dari itu, dehidrasi juga bisa mengakibatkan bayi lahir prematur. 2. Kram otot Dehidrasi pada ibu hamil bisa menyebabkan suhu tubuh meningkat sehingga memicu terjadinya kram otot. Anda perlu berhati-hati karena kondisi ini bisa mengganggu aktivitas dan sangat tidak nyaman. 3. Infeksi saluran kemih Pada kondisi dehidrasi berat, ibu hamil juga bisa mengalami infeksi saluran kemih. Hal ini bisa memicu komplikasi lainnya pada organ ginjal serta bayi lahir prematur. Bagaimana cara mengatasi dehidrasi? Saat merasakan gejala dehidrasi ringan, hal pertama yang perlu dilakukan ibu hamil adalah segera minum air dan beristirahat. Setelah itu, cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi Anda dan dapat ditangani sesuai dengan penyebab dehidrasi. Biasanya, pengobatan dehidrasi yang efektif adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang. Maka dari itu, Anda juga akan disarankan untuk mengonsumsi air mineral, jus, dan juga air kaldu. Namun, apabila terjadi dehidrasi berat, tidak menutup kemungkinan dokter akan memberikan cairan khusus melalui pembuluh darah. Pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan ibu hamil Berikut adalah beberapa cara mencegah dehidrasi saat hamil yang bisa dilakukan. 1. Menjaga asupan cairan Cara mencegah dehidrasi saat hamil adalah dengan menjaga asupan cairan tubuh. Apalagi, ibu hamil membutuhkan cairan yang lebih banyak dibandingkan orang lain. Maka dari itu, Anda perlu minum air mineral setidaknya 10–12 gelas atau sekitar 3000 ml dalam sehari bila Anda cukup banyak beraktivitas atau cuaca panas. Selain air mineral, Anda juga bisa mengonsumsi minuman lainnya seperti jus atau susu. Sebaiknya, batasi minuman yang mengandung kafein untuk menjaga perkembangan janin. 2. Menghindari aktivitas berat Pencegahan dehidrasi lainnya adalah membatasi atau menghindari aktivitas yang bisa membuat wanita hamil menjadi kepanasan. Sebagai contoh adalah olahraga berat atau menghabiskan waktu di luar saat cuaca panas. Tidak perlu khawatir, Anda tetap bisa melakukan olahraga untuk ibu hamil yang lebih ringan.Tesibu hamil untuk mengetahui risiko terjangkit virus hepatitis juga perlu diketahui. Tes ini bisa dilakukan dengan melakukan beberapa tes seperti GbsAg (untuk mendeteksi virus hepatitis B), tes Anti HBs (untuk mendeteksi antibodi pada hepatitis), dan Anti HCV (untuk mendeteksi virus hepatitis C). Serologi
Dok. Nakita Peran kader posyandu dalam pendampingan ibu hamil – Kader posyandu memiliki tanggung jawab mendampingi ibu hamil selama pemeriksaan. Maka dari itu, posyandu memegang peranan penting selama masa kehamilan yang dialami Moms. Tapi apa saja yang akan dilakukan kader posyandu saat ibu hamil melakukan pemeriksaan? Simak selengkapnya di sini. Selama masa kehamilan, Moms tentunya ingin kehamilan berjalan dengan baik sampai persalinan nanti. Sehingga berusaha untuk memantau dan memeriksan kesehatan setiap waktu. Nah salah satu caranya adalah dengan ikut posyandu. Posyandu tidak hanya memiliki sasaran untuk bayi dan balita, melainkan juga termasuk di dalamnya untuk ibu hamil. Ibu hamil dapat memulai ikut pertemuan rutin ke Posyandu sejak trimester pertama. Kehadiran Posyandu pada ibu hamil adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya, mencegah dan mengatasi masalah kehamilan, membantu masalah gizi hingga masalah sosial. Selain itu Posyandu juga dapat memberikan pendidikan penyuluhan dalam masalah persalinan dan nifas, cara menjaga diri agar tetap sehat selama masa hamil. Berikut ini adalah beberapa peran posyandu untuk ibu hamil. Baca Juga Peran Penting Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting pada Anak Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
22 Konsep Pemeriksaan Laboratorium Pada Ibu Hamil 2.2.1 Definisi Pemeriksaan laboratorium sadalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang umum dan dikerjakan pada pemeriksaan penunjang untuk mendukung suatu diagnosa. (Baety N.2012). Pemeriksaan laboratorium selama kehamilan merupakan salah satu komponen penting dalam
Halodoc, Jakarta - Thalassemia adalah kelainan darah bawaan genetik yang terjadi ketika gen yang bermutasi memengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat hemoglobin yang sehat, yakni protein kaya zat besi yang ditemukan dalam sel darah merah. Hemoglobin membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh, dan karbondioksida ke paru-paru untuk dihembuskan. Ketika gen bermutasi itu berarti mereka berubah secara permanen, jadi thalassemia adalah kondisi seumur akan memintamu melakukan tes darah sebagai bagian dari perawatan rutin awal kehamilan untuk memeriksa apakah kamu membawa mutasi gen thalassemia. Ada berbagai jenis thalassemia, dan jika kamu hanya memiliki versi ringan, kamu mungkin tidak tahu bahwa kamu tengah penting untuk diketahui, karena bayi akan mungkin mewarisi gen ini darimu. Oleh karena itu, kehamilan bisa jadi terjadi sebelum kamu mengetahui bahwa kamu mengidap thalasemia. Untuk itu, diperlukan beberapa hal agar kehamilan tetap bisa berjalan dengan baik. Baca juga 4 Kelainan Darah yang Perlu Diwaspadai Ibu HamilKehamilan dengan ThalassemiaTes darah kehamilan rutin akan memberitahu kamu apakah kamu memiliki thalassemia atau tidak. Hal yang cukup umum bagi pengidap thalassemia minor atau alpha tidak menyadarinya, karena biasanya mereka hanya pembawa dan tidak memiliki sel sabit adalah jenis kelainan darah genetik lainnya. Skrining dengan cara ini membantu mengidentifikasi bayi yang berisiko mewarisi talasemia atau penyakit sel sabit. Jika kamu memiliki hasil tes positif, beri tahu seluruh keluarga. Salah satu kerabat yang mungkin berencana untuk memiliki bayi juga perlu dites juga. Program skrining telah menghasilkan penurunan kelahiran yang terkena dampak dari beta-thalassemia. Wanita hamil dengan thalassemia berisiko mengalami keguguran, preeklamsia, janin kecil untuk usia kehamilan, hambatan pertumbuhan janin dan perlu transfusi darah. Meski tidak banyak komplikasi yang diharapkan pada mereka dengan thalassemia minor, kecuali peningkatan kebutuhan akan transfusi darah. Namun, mereka dengan thalassemia mayor atau ketergantungan transfusi berada pada risiko lebih besar terkena kardiomiopati, endokrinopati seperti diabetes dan gangguan tiroid dan osteoporosis. Ini terutama akibat kelebihan zat juga Minor atau Mayor, Mana Thalassemia yang Paling Berbahaya?Pemeriksaan Penunjang Thalassemia Selama KehamilanSetelah status carrier dan mutasi genetik pasangan dikonfirmasi, mereka harus diberi tahu bahwa kemungkinan memiliki janin thalassemia mayor adalah satu dari empat. Metode diagnostik standar adalah pengambilan sampel vili korionik dan analisis DNA antara 11 dan sebelum 14 minggu kehamilan. Amniosentesis dilakukan setelah 15 minggu kehamilan dan hasilnya mungkin tidak tersedia cukup dini untuk memungkinkan penghentian sampel vili korionik CVS. CVS dapat dilakukan melalui serviks transcervical atau melalui abdomen transabdominal, tergantung letak plasenta. Dalam kedua prosedur tersebut, sejumlah kecil jaringan plasenta dibiopsi. Ada risiko kecil keguguran setelah prosedur 0,5 - 1 persen. Selain itu ada risiko kecil terjadinya infeksi atau Amniosentesis dilakukan dengan memasukkan jarum melalui dinding perut ke dalam rahim dengan panduan USG dan mengeluarkan sedikit cairan dari kantung yang mengelilingi janin. Ada risiko kecil keguguran setelah prosedur 0,5 persen. Selain itu, ada risiko kecil infeksi atau bocornya cairan juga Pentingnya Premarital Check Up untuk Cegah ThalassemiaPerawatan Thalassemia Pra KehamilanPenting bagi wanita penderita thalasemia untuk melakukan penilaian pra-kehamilan sebelum kehamilan. Perawatan pra kehamilan untuk wanita dengan thalassemia akan mencakup beberapa penilaianPenilaian pra-kehamilan harus dilakukan bersama dengan ahli hematologi. Penilaian akan mencakupKelebihan zat besi dengan menilai kadar feritin serum darah, ekokardiogram jantung jantung atau MRI dan pemindaian hati atau imunisasi bagi mereka yang pernah menjalani golongan hemoglobin pra-transfusi dan keputusan frekuensi transfusi yang risiko tulang dan tentang kehamilan dan pengidap thalassemia dengan kardiomiopati akibat efek kelebihan zat besi jantung jantung disarankan untuk tidak hamil. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang yang itu, anjuran pra-kehamilan bagi wanita dengan thalassemia ringan termasuk pra konsepsi folat asam folat, perawatan antenatal dini dan pentingnya kepatuhan pada jadwal pemeriksaan dan perawatan gabungan lain. Jika kamu masih membutuhkan lebih banyak mengenai thalassemia selama kehamilan, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di Halodoc. Dokter akan senantiasa memberikan saran kesehatan yang dibutuhkan selama persiapan hamil atau selama Centre UK. Diakses pada 2020. Thalassaemia in Online Unit, Ministry of Health Malaysia. Diakses pada 2020. Thalassaemia in Pregnancy.Pemeriksaantekanan darah ini wajib dilakukan oleh ibu hamil trimester 1. Sebab ibu hamil sangat rentan terserang penyakit hipertensi. Normalnya tekanan darah sistolik/diastolik pada ibu hamil berkisar 90/60 mmHg - 120/80 mmHg. Kenaikan tekanan darah selama kehamilan yang terlalu tinggi atau rendah bisa menganggu kesehatan janin.Halodoc, Jakarta – Menjelang hari kelahiran yang sudah semakin dekat, ibu pasti mempunyai rasa deg-degan sekaligus bahagia akan bertemu dengan sang buah hati sebentar lagi. Tapi ibu masih perlu memantau kondisi perkembangan bayi dengan melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan lebih sering di trimester ketiga ini. Ibu juga sebaiknya memerhatikan hal-hal berikut setiap kali melakukan pemeriksaan. Ibu akan lebih sering mengunjungi dokter untuk melakukan pemeriksaan di periode akhir kehamilan ini. Jika pada trimester awal, ibu hanya sebulan sekali ke dokter kandungan, pada trimester terakhir ini, ibu perlu ke dokter minimal dua minggu sekali tergantung anjuran dokter. Beberapa pemeriksaan dasar, seperti mengevaluasi pertambahan berat badan ibu, mengukur tekanan darah, tes urin dan memeriksa jantung serta paru-paru masih tetap akan dilakukan. Tapi ada beberapa pemeriksaan penting lainnya yang akan dilakukan di trimester ketiga Pemeriksaan Kondisi Janin Bayi yang akan dilahirkan sebentar lagi perlu pemeriksaan lebih dalam untuk memastikan kondisi kesehatan bayi dan untuk mengetahui jika terdapat masalah tertentu pada bayi. Berat Badan Janin Walaupun berat badan janin yang pasti tidak bisa diketahui, namun dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memperkirakan berat badan janin, seperti pengukuran fundus uteri, USG dan melalui perhitungan akumulasi bobot badan ibu. Memperkirakan berat badan janin ini sangat penting untuk menentukan metode persalinan. Jika melalui pemeriksaan didapati bahwa bobot bayi kurang, maka ibu disarankan untuk meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Tapi jika bobot bayi berlebih, maka ibu mungkin disarankan untuk melahirkan secara caesar. Posisi Janin Pemeriksaan penting lainnya yang akan dilakukan di trimester ketiga adalah pemeriksaan Manuver Leopold. Dokter dapat mengetahui posisi janin dalam rahim melalui pemeriksaan tersebut, sehingga dapat menyarankan metode persalinan yang sesuai. Ada 4 tahap pemeriksaan yang akan dilakukan dokter untuk mengidentifikasi posisi kepala janin, bokong, tulang belakang, serta anggota geraknya. Jika hasil Manuver Leopold belum cukup jelas, maka USG bisa dilakukan untuk membantu menentukan posisi bayi. Posisi bayi yang normal adalah kepalanya mengarah ke bagian bawah. Bayi dikatakan sungsang jika posisi kepalanya berada di atas, sedangkan bokong dan kakinya berada di bawah. Gerakan Janin Setelah memasukki bulan ketujuh, bayi dalam kandungan sudah bisa menunjukkan gerakan aktif seperti menendang-nendang perut. Kondisi sehat atau tidaknya janin juga dapat diketahui melalui pergerakannya. Dokter akan melakukan pemeriksaan melalui tes USG dan kardiotokografi untuk memantau gerakan janin beberapa minggu sebelum persalinan. Ibu juga disarankan melakukan perhitungan pergerakan bayi sendiri di rumah. Caranya adalah dengan meraba perut. Bayi biasanya bergerak minimal 10 kali dalam sehari dan semakin aktif di malam hari. Jika tidak ada pergerakan, mungkin ia sedang tidur. Ibu bisa membantu membangunkan bayi dengan memberinya rangsangan suara atau cahaya. Skrining Streptokokus Grup B Bayi yang baru lahir rentan terkena infeksi yang disebabkan oleh streptokokus grup B. Akibatnya, bayi bisa mengalami gangguan mental, gangguan penglihatan, dan gangguan pendengaran. Jadi penting untuk melakukan skrining untuk mendeteksi adanya streptokokus grup B. Jika hasil skrinning positif, dokter akan memberikan antibiotik saat persalinan untuk melindungi bayi dari infeksi. Detak Jantung Bayi Memantau detak jantung bayi juga penting dilakukan untuk mengetahui apakah janin dalam kondisi normal atau adakah masalah tertentu pada bayi. Pemeriksaan Ibu Akan terjadi perubahan pada fisik ibu jelang persalinan. Melalui sejumlah pemeriksaan, dokter dapat mengetahui apakah tubuh ibu telah siap untuk melahirkan. Pemeriksaan Serviks Pemeriksaan yang akan dilakukan kepada ibu di trimester ketiga ini adalah pemeriksaan serviks atau leher rahim. Jelang persalinan, serviks akan mengalami perubahan karena meningkatnya kadar hormon estrogen. Hal itu menyebabkan jumlah lendir pada serviks meningkat. Dan jika sudah mendekati hari persalinan, serviks juga akan terbuka sekitar 1-2 sentimeter. Pemeriksaan Lebar Panggul Panggul memiliki peran penting dalam proses persalinan sebagai jalan keluarnya bayi. Jika ibu memiliki panggul yang sempit, maka metode melahirkan normal tidak mungkin dilakukan, karena bayi akan sulit keluar. Pemeriksaan lebar panggul ini akan dilakukan di minggi ke-36 kehamilan. Tes Darah Pemeriksaan darah pada ibu hamil bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai macam penyakit, seperti kolesterol, diabetes, hepatitis, asam urat, dan rubella. Melalui tes darah, dokter juga bisa mengetahui apakah ibu mengalami anemia atau tidak. Jika kehamilan ibu mengalami gangguan tertentu atau ibu hamil anak kembar, maka pemeriksaan berikut akan dianjurkan Tes Stress Contraction CST. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk ibu yang memiliki kehamilan berisiko tinggi. Dengan menggunakan alat monitor fetus, respon detak jantung bayi terhadap kontraksi yang dirangsang oleh oksitosin atau stimulasi pada putting payudara akan diukur. Dengan demikian, dokter dapat menilai apakah bayi dapat bertahan melalui tekanan pada saat persalinan. Tes Non-stress. Pemeriksaan ini ditujukan untuk ibu yang hamil anak kembar atau ibu hamil yang memiliki diabetes dan tekanan darah tinggi. Ibu hamil juga bisa membicarakan tentang kondisi kesehatannya kepada dokter, tanpa perlu keluar rumah, melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan chat untuk berdiskusi dan meminta saran kesehatan kapan saja. Ibu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Caranya sangat mudah, tinggal order dan pesanan akan diantar dalam satu jam. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.